Postingan

Sambat.

Aku punya caraku sendiri dalam menyalurkan energi negatif. Sebenarnya, ada 2: Olahraga, dan menulis. Namun, karena aku merasa aku tidak cukup punya waktu untuk berolahraga, aku memutuskan untuk menyalurkannya dalam bentuk tulisan.   Pertama, aku ingin menumpahkan kesan – kesanku selama satu bulan lebih bekerja di sebuah rumah sakit di Bali Selatan (baca: probation). Di sini, aku merasa diriku…… Sendiri.   Ketika kamu melakukan kesalahan (siapa pula yang ingin melakukan kesalahan dengan sengaja, jadi sudah pasti tidak disengaja, bukan?), tidak peduli apa pun statusmu, setiap orang yang merasa dirugikan akan menyerangmu.   Tidak ada yang melindungimu,   Saling melempar tanggung jawab dan beban kesalahan.   Tidak peduli apa pun situasimu pada saat itu.   Aku tidak tahu apakah diriku ini terlalu melankolis atau bukan, tapi ini cukup mengejutkanku yang notabene fresh graduate. Yang mana, ketika aku internship dulu, aku bersama sejawat dok...

Past, Present, Future: 2024

Awalnya, kukira "masa lalu adalah pemenangnya" itu hanyalah kalimat yang dikeluarkan oleh seorang pecundang, sampai akhirnya aku bisa memahaminya sendiri. Mau sebesar apa pun usaha kita untuk mengobati hati seseorang yang sudah melewati beragam macam hubungan (mau itu hubungan yang sehat atau pun toksik, entah itu hubungan yang lama mau pun singkat), dengan pongahnya mencoba untuk menjadi masa depannya, semua akan percuma saja bila hatinya masih terpenjara oleh bayangan akan pengalaman dengan masa lalunya. Setelah mengaktifkan kembali logika, jika aku bisa memilih, aku lebih memilih untuk mengisi hati seseorang yang benar - benar sudah ikhlas, atau bahkan mengisi hati seseorang yang masih penasaran akan bagaimana rasanya menyayangi atau disayangi. Jika paragraf ke-3 di atas benar terjadi, akan kupastikan bahwa ia akan mengalami banyak hal yang 'hebat', dan itu bersama denganku. Mungkin, tahun depan.....

Purposes.

Suatu Minggu di kala senggang, Aku berusaha untuk tetap berlaku seolah sedang menyimak diskusi yang ada di depan mataku, Sedangkan aku lebih tertarik dengan diskusi dari dua sejawat di sebelahku. Menyimak obrolan mereka (yang menurutku isinya benar - benar 'daging' semua) memberiku banyak pertanyaan untuk diri sendiri, tapi juga sedikit memberiku tantangan (pada akhirnya). " Apa yang sebenarnya ku inginkan?" " Apa yang akan ku hadapi setelah semua ini?" "Bagaimana masa depan yang akan ku lalui di kemudian hari?" Sedikit dari beberapa pertanyaan yang aku sendiri belum menemukan jawabannya, hingga saat ini. Aku akhirnya memahami perasaan Naruto yang kebingungan ketika Pain bertanya satu hal kepadanya, " Apa Arti Kedamaian?" Perasaan gundah akan pertanyaan - pertanyaan yang belum terjawab itu kemudian berkembang menjadi keraguan. Aku pun mulai memahami perasaan Arjuna yang bimbang kala harus melawan saudara - saudaranya sendiri pada Perang B...

IDGAF.

Gambar
Bisa jadi orang yang bisa bersikap 'bodo amat' adalah berkah, Namun, bisa bersikap demikian kepada orang yang telah menganggap remeh, tidak menghargai, bahkan menggampangkan segala usaha yang telah kita lakukan setelah sebelumnya sempat berekspektasi cukup tinggi kepada'nya', tidak mudah dan memang butuh waktu. Sakit hati? Sudah pasti. Akan menjadi munafik bila aku tidak mengakui itu, terlebih lagi karena merasa telah dipermainkan, dan menurutku masih manusiawi. Maaf darinya pun tidak berarti apa - apa, efek dari mati rasa. Namun, aku tidak ingin menjadi orang yang dengan senang hati memelihara dendam. Setidaknya, afirmasi positif yang bisa ku berikan kepada diri ini setelah melewati hal yang tidak mengenakkan itu:  Aku sudah membayar satu 'karma'ku yang menurutku (lumayan) 'parah' di masa lalu,  terbayar lunas ! Tidak ada lagi yang tersisa. Aku sudah belajar. Lalu untuk selanjutnya, kelak waktu yang akan membiasakan kembali diri ini. Aku benci sekali me...

Inersia.

Yang namanya " Overthinking " itu memang tidak mengenal waktu dan tempat, ya. Bengong sebentar saja, tiba - tiba diriku bisa menyesali banyak hal. Salah satu hal yang kusesali adalah: Kehilangan Momentum. Ketika aku menulis ini, dengan tidak tahu dirinya aku berandai - andai, melakukan sesuatu yang semestinya bisa kulakukan di masa lampau, dan mungkin akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada hidupku di kemudian hari (baca: saat ini). Contohnya? " Seandainya dari jaman kuliah dulu aku udah punya badan kurus seperti sekarang, mungkin aja, mungkin........" . Contoh lainnya? " Andai saja aku tidak pernah mengenal 'dia' dulu, bisa jadi......" Tapi nasi sudah jadi bubur. Waktu tidak akan kembali lagi. Namun, tidak ada kata terlambat untuk berubah ke arah yang lebih positif, 'kan? Aku mengakui bahwa diriku kehilangan banyak sekali momentum, hal - hal yang dahulu semestinya bisa kucapai di saat aku lebih muda daripada diriku yang sekar...

Jubilee.

Tepat saat aku menulis ini, umurku sudah 25 tahun. Impian? Banyak sekali. Untuk saat ini, cukup hanya Tuhan dan diriku yang mengetahuinya, sembari terus memanjatkan doa dan berikhtiar. Banyak kejadian yang sudah kualami sampai aku menulis catatan ini, entah itu ditinggal pergi sanak keluarga terdekat untuk selamanya, selalu dituntut untuk jadi yang terbaik (Apakah karena diriku cucu paling tua di sini? Tampaknya bukan), membantu usaha orang tua, mau tidak mau terseret "konflik" di antara anggota keluarga besar, mengorbankan kesenangan sebagaimana mestinya dinikmati anak muda, pernah disakiti hingga menyakiti perasaan orang lain, bahkan nyaris meregang nyawa di jalanan. Dengan cara hidup yang ku rasa tergolong berbeda dengan sejawatku yang lainnya, semua itu membentuk seorang "Bryananda" menjadi seperti sekarang. Setelah hidup selama ini, aku mencoba merefleksikan semua yang aku alami dalam 1 paragraf: "Aku tidak ingin menjadi orang yang baik, dan dengan senang ...

Awal Mula.

Hai, Kapan pun kamu membaca ini, aku mengucapkan: Selamat Gini Hari. Aku Bryan. Sadar akan skill menulis dan bercerita yang 'lumayan' (baca: pas - pasan dan tidak seberapa), aku memutuskan untuk menuliskan segala yang kualami, sudut pandangku akan sesuatu, serta keresahan hidup yang mungkin bisa kubagikan kepada siapa pun yang membacanya, di platform ini. Harapanku, ini juga sekaligus menjadi 'obat' untuk diriku sendiri. Hope u guys enjoy my journey, by read my journals.