Sambat.
Aku punya caraku sendiri dalam menyalurkan energi negatif. Sebenarnya, ada 2: Olahraga, dan menulis. Namun, karena aku merasa aku tidak cukup punya waktu untuk berolahraga, aku memutuskan untuk menyalurkannya dalam bentuk tulisan.
Pertama, aku ingin menumpahkan kesan – kesanku selama satu
bulan lebih bekerja di sebuah rumah sakit di Bali Selatan (baca: probation). Di
sini, aku merasa diriku…… Sendiri.
Ketika kamu melakukan kesalahan (siapa pula yang ingin
melakukan kesalahan dengan sengaja, jadi sudah pasti tidak disengaja, bukan?), tidak
peduli apa pun statusmu, setiap orang yang merasa dirugikan akan menyerangmu.
Tidak ada yang melindungimu,
Saling melempar tanggung jawab dan beban kesalahan.
Tidak peduli apa pun situasimu pada saat itu.
Aku tidak tahu apakah diriku ini terlalu melankolis atau
bukan, tapi ini cukup mengejutkanku yang notabene fresh graduate. Yang mana, ketika
aku internship dulu, aku bersama sejawat dokter lainnya saling…. Menjaga.
Dan yang paling mencengangkan lagi, …… dokter (meskipun
sudah berstatus spesialis) ternyata tidak se-bermartabat itu.
Mereka tetaplah manusia biasa yang punya ego dan kepentingannya
tersendiri yang tidak bisa diusik dan diganggugugat.
Oleh karena itu, aku harus merumuskan ulang tujuan hidupku
sekurang-kurangnya untuk 5 tahun ke depan.
Aku sadar bahwa aku di sini tidak selamanya. Setelah
probation-ku usai, masa kerjaku paling singkat sudah jelas: 2 tahun. Sesuai
dengan jawabanku saat pertama kali wawancara kerja, sambil menimba pengalaman
sebanyak – banyaknya, aku akan berusaha memaksimalkan setelah kesempatan yang datang
kepadaku.
Dalam hati kecilku, aku masih menyimpan keinginan untuk
sekolah lagi.
Aku belajar banyak dari guru – guru dan senior – seniorku.
Bila kelak aku diberi izin, restu dan kesempatan untuk sekolah lagi (terutama
sekolah spesialis), aku akan berusaha menjadi dokter yang tidak menyusahkan
junior – juniorku di lapangan nantinya.
Itu janji yang akan kupegang seumur hidupku.
.
.
.
.
.
Soal cinta, tampaknya….. sedikit mengenaskan untuk diriku.
Sampai saat ini, aku merasa diriku tidak beruntung dalam
aspek ini.
Sekian banyak perempuan yang pernah aku dekati, selalu hanya
hikmah yang kuperoleh. Walaupun tidak bisa dipungkiri aku benar – benar belajar
banyak dari mereka. Entah itu cegil (baca: cewek gila), perempuan yang sedang lelah
akan kehidupan cinta dan masih menikmati kesendiriannya, hingga perempuan yang
memberi ‘mixed signal’ (Khusus untuk terakhir ini, aku sadar akan kondisinya
yang benar – benar tidak baik – baik saja. Tapi tetap saja, sabarku tidak
seluas samudera.)
Di satu sisi, aku merasa…..Capek.
Am I wrong if this questions pops out in my mind:
“Am I worth enough to be celebrated?”
“Am I worth enough to be someone special?”
“Am I worth enough to be loved?”
“Am I….. worth?”
“Catatan sedihku” yang ku tulis di Nusa Dua pada 27 Mei 2024
ini makin terasa relevansinya:
Entah mengapa aku merasa hilang harapan akan menjalin
hubungan dengan seseorang.
Entah apa yang salah,
Ku tak tahu.
Pada satu titik, aku merasa seperti:
“Apakah aku pantas untuk mencintai DAN dicintai oleh
seorang perempuan?”
Sudah beberapa kali ku mencoba, tapi semuanya tidak
berakhir dengan bahagia sebagaimana layaknya ‘Happy ending’ di drama Korea.
Yang kuperoleh dari semua itu hanya hikmah.
Selalu berhenti tanpa sempat memulai bahkan untuk
sebentar saja.
Aku tidak yakin apakah ini hukum Karma atau bukan,
Tapi,
Aku merasa tidak pernah menyakiti perasaan 1 perempuan
pun.
Mungkin mulai hari ini,
Aku akan berhenti sejenak mencari tambatan hati.
Tidak banyak berinvestasi emosi.
Namun hati ini masih terbuka lebar,
Menyambut setiap hati yang datang dengan tangan terbuka,
Hingga akhirnya aku bisa menjemput takdir,
Seseorang yang mana aku akan menghabiskan waktuku
dengannya sampai akhir hayatku,
Akan ku pastikan dia adalah
perempuan yang beruntung.
Di saat yang bersamaan dengan ketika aku menulis ini,
Adik bungsuku pulang ke Bali.
Setidaknya, aku tidak merasa kesepian lagi di sini.
Dan,
Mulai saat ini,
Aku benar – benar pasrah dengan rencana Tuhan.
Akan kuikuti skenario-Mu.
I put all my trust on You.
Denpasar, 10 Juni 2024.
Komentar
Posting Komentar